Popular Post

Popular Posts

Pages

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates

Posted by : Unknown Selasa, 03 Maret 2015


 
Bagaimana, melihat dari lirik diatas, cukup pendek lagu ini dan merupakan salah satu National Anthem terpendek di Dunia. Sebenarnya teks dalam lagu ini merupakan sebuah puisi kuno / tradisional (haiku) yang liriknya diciptakan oleh Yoshiisa Oku dan Akimori Hayashi. Lirik lagu ini pertama kali muncul dalam sebuah antologi puisi bernama Kokin Wakashu, sebagai sebuah puisi yang ditulis tanpa nama pengarang/anonim. Meskipun sebuah puisi anonim, bukanlah tidak lazim pada waktu itu alias sah-sah saja. Identitas pengarang yang sebenarnya mungkin saja sudah diketahui, tetapi namanya mungkin sengaja tidak disebutkan karena berasal dari kelas sosial yang lebih rendah. Puisi ini dicantumkan dalam berbagai antologi, dan dalam periode selanjutnya digunakan sebagai lagu perayaan oleh orang-orang dari semua lapisan sosial. Tidak seperti bentuknya yang digunakan untuk lagu kebangsaan saat ini, puisi ini awalnya dimulai dengan “Wa ga Kimi wa” (Engkau, Yang Mulia) dan bukannya “Kimi ga Yo wa” (Kekuasaan Yang Mulia). Perubahan lirik terjadi pada Jaman Kamakura (yang belum tahu lihat tentang pembagian jaman jepang klik. Perkembangannya Pemerintah Jepang pun mengutus seorang Jerman bernama Franz Von Eckert untuk mengharmonisasikan nadanya agar dapat dinyanyikan sebagai lagu kebangsaan.

Berikut Text dan Lirik Lagu dalam Huruf  Hiragana, Romawi, dan arti dalam Bahasa Indonesia :

Lirik Lagu Kimigayo dalam Huruf Kanji
きみがよは
ちよに, やちよに
さざれいしの
いわおとなりて
こけのむすまで
Lirik Lagu Kimigayo dalam huruf Romawi
Kimigayo wa
Chiyo ni, yachiyo ni
Sazare-ishi no
Iwao to narite
Koke no musu made
Arti Lagu Kimigayo dalam Bahasa Inggris
May your reign
Continue for a thousand, eight thousand generations
Until the pebbles
Grow into boulders
Lush with moss.
Arti Lagu Kimigayo dalam Bahasa Indonesia
Semoga kekuasaan Yang Mulia,
Berlanjut selama seribu, delapan ribu generasi,
Sampai kerikil,
Berubah menjadi batu karang,
Hingga diselimuti lumut.
Sejak akhir perang dunia ke 2 telah muncul kritik terhadap lagu kebangsaan, karena hubungannya terhadap paham militerisme (masa2 jepang yang feodal) dan makna kiasan penyembahan kaisar sebagai dewa, yang menurut sebagian orang tidak sesuai dengan adab masyarakat yang demokratis.Keberatan yang sama juga diberikan terhadap versi bendera nasional Jepang yang sekarang (Hinomaru), dan terkadang terjadi demonstrasi yang ditujukan terhadap keduanya.


Hinomaru berdampingan dengan Sang Saka Merah Putih
Baru pada tahun 1999, pemerintah Jepang menyetujui UU mengenai bendera dan lagu kebangsaan mereka, memang untuk masalah hal itu Jepang cukup tertinggal dalam menyikapinya daripada negara-negara lainnya termasuk Indonesia. UU tersebut menetapkan Kimigayo sebagai lagu kebangsaan dan Hinomaru sebagai bendera nasional. Pemerintah menyatakan pada saat persetujuan undang-undang tersebut bahwa lirik lagu kebangsaan adalah harapan atas Jepang yang damai dengan kaisar sebagai lambang persatuannya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Baginda-Kun - Kurumi Tokisaki - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -