Popular Post

Popular Posts

Pages

Blogger news

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates

Recent post




Original / Romaji LyricsEnglish Translation
nee kimi wa ima dare o omotte iru no?
watashi wa kimi o omotte iru yo
Say, whom are you thinking about right now?
As for me, I'm thinking about you.
mado o akeru to kanjita
Ah  yoru no nioi
ima dare no kao ga
kokoro no naka ni ukanda?
I could sense the scent of the night,
ah, when I opened my window.
Right now whose face
is surfacing in my mind?
tsumetai ame  zubunure ni
natte'ta watashi ni
kimi dake ga sono te o
sashinobete kureta'n da
When I was soaked from head to toe
from the freezing rain,
you were the only one
who would offer me a hand.
naze itsumo kimi na'n darou
sasaete kureru hito wa
sono tabi
mata suki ni natte yuku
Just why is it that you're always
the one giving me strength?
Whenever you do,
you're making me fall deeper in love.
nee nani shite mo kimi ni aitaku naru yo
suki ni naru tte kurushii'n da ne
ureshiku naru no mo setsunaku saseru no mo
itsu de mo riyuu wa kimi dake da yo
Say, I really want to see you.
Falling in love is quite painful.
You're always the reason behind
both my happiness and my pain.
sokkenai taido shite mata
kyou ga sugite yuku
hontou wa iya ni naru kurai
kimi ga ki ni naru no ni
Today, once again,
I'm pretending not to care,
despite the fact that you've been on my mind
to the point of making me annoyed.
doushite suki na hito ni
sunao ni narenai'n darou
itsu de mo
sabishisa no uragaeshi
Just why is it that I'm unable
to honest with the person I love?
I always end up
lonely and miserable.
nee kizuite hoshii yo
heiki da yo tte
tsutaeru toki hodo naite'ru koto
miageta yozora
hoshi ga kirei na dake de
koko ni kimi ga ite kuretara tte
Please, I wish you'd realize
that I'm actually crying
when I tell you I'm fine.
Looking up at the night sky
and seeing the beautiful stars,
I wish you would be here with me.
soba ni irareta nara
If I could stay by your side...
nee kimi wa ima dare o omotte iru no?
doushite kono kimochi osaekirenai no?
Say, whom are you thinking about right now?
Why is it that I'm unable to contain my feelings?
nee nani shite mo kimi ni aitaku naru yo
suki ni naru tte kurushii'n da ne
ureshiku naru no mo setsunaku saseru no mo
itsu de mo riyuu wa kimi dake da yo
Say, I really want to see you.
Falling in love is quite painful.
You're always the reason behind
both my happiness and my pain.
ima kimi o omotte'ru yo
I'm thinking about you right now.
nee aitai yo
I really want to see you.

Lirik lagu hiro no kakera

Makna dan Sejarah Bendera Jepang, Hinomaru

Dalam bahasa Jepang, bendera nasional Jepang disebut hinomaru, yang berarti “lingkaran matahari.” Di tengah-tengah bendera putih adalah lingkaran merah besar, yang mewakili matahari terbit tanpa sinar. Sebuah varian lain dari bendera ini menampilkan 16 sinar merah yang dulu digunakan oleh militer Jepang, khususnya angkatan laut. Bendera itu sekarang menjadi panji angkatan laut negara itu.


Gambar bendera Jepang

Matahari merupakan simbol penting dalam budaya Negeri Sakura. Negara ini terletak di sebuah pulau kecil di lepas pantai Asia, di tepi barat Samudera Pasifik. Dari sudut pandang daratan benua, Jepang terletak di arah matahari terbit. Dulu, Jepang menyebut diri mereka sebagai “Nihon” atau “Nippon”, yang berarti “sumber matahari.” Dalam bahasa Inggris, Jepang sering disebut “negeri matahari terbit.” Seperti yang terlihat dari pulau Jepang, matahari yang terbit di langit timur di atas lautan luas menciptakan pemandangan yang mengesankan.
Menurut legenda Jepang, bendera ini berasal dari abad ke-13, ketika negara itu sedang diserang oleh bangsa Mongol. Seorang pendeta Buddha bernama Nichiren menawarkan bendera berlambang lingkaran matahari kepada kaisar Jepang karena Amaterasu, penguasa itu, dianggap sebagai keturunan dewi matahari.
Kapan tepatnya lingkaran matahari pertama kali digunakan pada bendera Jepang tidak bisa dinyatakan secara pasti, tetapi sejarah mencatat pada abad ke-12 prajurit samurai menggambar simbol lingkaran matahari pada kipas lipat. Ikon hinomaru digunakan sebagai lencana militer selama perang Jepang dari abad ke-15 dan ke-16. Meskipun beberapa lambang pada periode itu memotret lingkaran emas dengan latar belakang biru, lingkaran merah di atas latar belakang putih lebih umum digunakan.
Pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, hinomaru muncul sebagai simbol nasional ketika bendera ini dikibarkan di atas kapal-kapal dagang Jepang. Ketika pejabat Jepang berlayar dalam misi resmi ke Amerika Serikat pada tahun 1860, kapal mereka membawa hinomaru. Pada 27 Januari 1870, hinomaru dijadikan bendera resmi dan digunakan pada kapal komersial Jepang, dan pada tahun 1872, bendera itu digunakan di atas lantai dasar gedung-gedung publik. Sebuah undang-undang yang mengkodifikasi hinomaru sebagai bendera nasional tidak secara resmi disahkan oleh majelis nasional Jepang sampai tahun pada tahun 1999.
Setelah Perang Dunia II, penggunaan bendera ini dibatasi oleh pasukan pendudukan, tetapi ketika batasan-batasan itu dihapus pada tahun 1947, hinomaru kembali menjadi simbol nasional. Mengibarkan hinomaru di zaman modern tetap agak kontroversial di Jepang, karena beberapa warga merasa bendera itu mewakili masa kekaisaran dan perang di masa lalu Jepang. Pemasangan masal bendera Jepang biasanya terbatas pada acara-acara khusus seperti pertandingan tim nasional sepak bola atau penampilan publik oleh kaisar Jepang.

 

Makna dan Sejarah Bendera Jepang, Hinomaru


 
Bagaimana, melihat dari lirik diatas, cukup pendek lagu ini dan merupakan salah satu National Anthem terpendek di Dunia. Sebenarnya teks dalam lagu ini merupakan sebuah puisi kuno / tradisional (haiku) yang liriknya diciptakan oleh Yoshiisa Oku dan Akimori Hayashi. Lirik lagu ini pertama kali muncul dalam sebuah antologi puisi bernama Kokin Wakashu, sebagai sebuah puisi yang ditulis tanpa nama pengarang/anonim. Meskipun sebuah puisi anonim, bukanlah tidak lazim pada waktu itu alias sah-sah saja. Identitas pengarang yang sebenarnya mungkin saja sudah diketahui, tetapi namanya mungkin sengaja tidak disebutkan karena berasal dari kelas sosial yang lebih rendah. Puisi ini dicantumkan dalam berbagai antologi, dan dalam periode selanjutnya digunakan sebagai lagu perayaan oleh orang-orang dari semua lapisan sosial. Tidak seperti bentuknya yang digunakan untuk lagu kebangsaan saat ini, puisi ini awalnya dimulai dengan “Wa ga Kimi wa” (Engkau, Yang Mulia) dan bukannya “Kimi ga Yo wa” (Kekuasaan Yang Mulia). Perubahan lirik terjadi pada Jaman Kamakura (yang belum tahu lihat tentang pembagian jaman jepang klik. Perkembangannya Pemerintah Jepang pun mengutus seorang Jerman bernama Franz Von Eckert untuk mengharmonisasikan nadanya agar dapat dinyanyikan sebagai lagu kebangsaan.

Berikut Text dan Lirik Lagu dalam Huruf  Hiragana, Romawi, dan arti dalam Bahasa Indonesia :
Lirik Lagu Kimigayo dalam Huruf Kanji
きみがよは
ちよに, やちよに
さざれいしの
いわおとなりて
こけのむすまで
Lirik Lagu Kimigayo dalam huruf Romawi
Kimigayo wa
Chiyo ni, yachiyo ni
Sazare-ishi no
Iwao to narite
Koke no musu made
Arti Lagu Kimigayo dalam Bahasa Inggris
May your reign
Continue for a thousand, eight thousand generations
Until the pebbles
Grow into boulders
Lush with moss.
Arti Lagu Kimigayo dalam Bahasa Indonesia
Semoga kekuasaan Yang Mulia,
Berlanjut selama seribu, delapan ribu generasi,
Sampai kerikil,
Berubah menjadi batu karang,
Hingga diselimuti lumut.
Sejak akhir perang dunia ke 2 telah muncul kritik terhadap lagu kebangsaan, karena hubungannya terhadap paham militerisme (masa2 jepang yang feodal) dan makna kiasan penyembahan kaisar sebagai dewa, yang menurut sebagian orang tidak sesuai dengan adab masyarakat yang demokratis.Keberatan yang sama juga diberikan terhadap versi bendera nasional Jepang yang sekarang (Hinomaru), dan terkadang terjadi demonstrasi yang ditujukan terhadap keduanya.


Hinomaru berdampingan dengan Sang Saka Merah Putih
Baru pada tahun 1999, pemerintah Jepang menyetujui UU mengenai bendera dan lagu kebangsaan mereka, memang untuk masalah hal itu Jepang cukup tertinggal dalam menyikapinya daripada negara-negara lainnya termasuk Indonesia. UU tersebut menetapkan Kimigayo sebagai lagu kebangsaan dan Hinomaru sebagai bendera nasional. Pemerintah menyatakan pada saat persetujuan undang-undang tersebut bahwa lirik lagu kebangsaan adalah harapan atas Jepang yang damai dengan kaisar sebagai lambang persatuannya.

Kisah Nakamura, Prajurit Jepang yang Bersembunyi 30 Tahun di Hutan Morotai

Teruo Nakamura saat bertemu istrinya setelah berpisah lebih dari 30 tahun

Teruo Nakamura saat bertemu istrinya setelah berpisah lebih dari 30 tahun

 Orangnya berkulit agak hitam. Kepalanya sudah botak namun badannya masih tegap untuk berjalan. Hidungnya mancung, kelihatan sekali kalau ia adalah pria keturunan arab.
Dialah Faizal bin Abdul Azis (64 tahun), salah seorang saksi hidup peristiwa penjemputan Teruo Nakamura, seorang prajurit Jepang era Perang Dunia Kedua yang bersembunyi di belantara hutan Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, selama 30 tahun.
Orangnya ramah, saya dipersilakan masuk ke dalam rumahnya di Ternate, Maluku Utara, dan memperkenalkan diri. Setelah berbasa-basi, saya memintanya untuk menceritakan pengalamannya 40 tahun yang lalu, saat ia masuk dalam rombongan pasukan TNI AU yang menjemput Nakamura.
Sambil menghisap sebatak rokok kretek miliknya, Faizal  menerawang kembali ke masa lalu. Ia ingat, pada waktu itu, sebelum penjemputan Nakamura, sudah tersiar kabar dari kalangan penduduk di Pulau Morotai bahwa ada prajurit Jepang, veteran Perang Dunia Kedua yang masih bertahan  di hutan Desa Pilowo.
Pada waktu itu, ada seorang warga Desa Pilowo bernama Luther Goge yang melapor ke Kapolek Pulau Morotai, Kapten Lawalata tentang adanya prajurit Jepang yang bersembunyi di hutan.
Berdasarkan keterangan Luther, lanjut Faizal, bahwa ayahnya yang bernama Baicoli, bersahabat dengan Nakamura selama puluhan tahun. Ayahnya bertemu Nakamura saat sedang berburu babi hutan.
Dari pertemuan itu, mereka bersahabat. Baicoli kerap mengunjungi Nakamura di tempat persembunyiannya untuk membawakan bahan-bahan makanan yang dibutuhkan seperti gula, garam, atau teh.
Kegiatan Baicoli itu pada awalnya sama sekali tak diketahui oleh Luther. Hingga akhirnya, menjelang ayahnya meninggal, Luther diberi wasiat untuk melanjutkan persahabatan dengan Nakamura dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkannya.
Luther kemudian dikenalkan oleh ayahnya kepada Nakamura. Setelah ayahnya meninggal, Luther yang melanjutkan persahabatannya itu.
Namun, Luther juga pada 1974, mulai merasakan hidupnya tak akan lama lagi. Ia pun khawatir dengan keadaan Nakamura. Luther tak memiliki anak yang akan melanjutkan hubungannya dengan Nakamura. Akhirnya, ia melaporkan tentang persahabatannya itu kepada Kapolsek Pulau Morotai.
Pada awalnya,  Kapten Lawalata selaku kapolsek  belum meyakini laporan dari Luther Goge itu. Sehingga, ia melaporkan hal tersebut kepada Komandan Pangkalan Udara TNI AU di Pulau Morotai, Kapten Supardi.
Kapten Supardi-lah yang memutuskan untuk menjemput Nakamura. Sebuah tim penjemput beranggotakan sebanyak 20 orang disiapkan dan Supardi memimpin penjemputan itu.
Faizal, yang saat itu baru berusia 24 tahun, diajak ikut serta oleh Supardi menjadi bagian dari tim. Ia yang pada waktu itu menjadi kontributor RRI Ternate di Pulau Morotai, menjadi satu-satunya wartawan yang meliput di Pulau Morotai.
Penjemputan Nakamura
Faizal menceritakan, tim berangkat pada 18 Desember 1974. Tim berangkat pada pagi hari. Namun, keberangkatan itu dirahasiakan dari penduduk. Tim  berjalan dari pagi hingga petang mulai dari pusat kota Pulau Morotai ke kawasan hutan di Desa Pilowo, tempat persembunyian Nakamura.
"Kami berjalan kaki ke hutan dari pagi sampai sore. Malamnya kami mendirikan tenda dan tidur di hutan," kenang Faizal beberapa waktu lalu.
Pada malam harinya, ada seorang anggota bernama Sersan Mayor Hanz Anthony yang fasih berbahasa Jepang. Ia kemudian merancang skenario penangkapan Nakamura.
Ia mengajarkan lagu Kimigayo, lagu kebangsaan Jepang kepada seluruh tim. Tim penjemput pun menghapalkannya. Selain lagu, tim juga membawa foto Presiden Soeharto  beserta bendera merah putih dan Perdana Menteri Jepang pada waktu itu Kakuei Tanaka beserta bendera matahari Jepang.
Skenarionya adalah, saat Nakamura muncul, maka tim penjemput menyanyikan lagu kebangsaan Jepang dan mengibarkan bendera Jepang dan merah putih serta menunjukkan foto Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Kakuei Tanaka.
Pagi harinya, tim penjemput kembali bergerak mencari Nakamura. Setelah beberapa saat berjalan, tim menemukan gubuk persembunyian Nakamura. Pada waktu ditemukan, Nakamura sedang tidak ada di tempat.
Tim penjemput pun kemudian bersembunyi. Saat Nakamura kembali, tim kemudian mengepung gubuk itu.Nakamura terkejut dan raut wajahnya terlihat sangat tegang dan berusaha masuk ke dalam gubuk.
Sesuai sekenario, tim menyanyikan lagu Kimigayo dan mengibarkan foto serta bendera. Mendengar itu, Nakamura langsung berdiri tegak dan dalam keadaan siap. Saat itulah, Serma Hanz Anthony menyergap Nakamura. Tim kemudian menodongkan senjata ke arah Nakamura dan menyuruhnya angkat tangan. "Pada saat itu juga Nakamura menyerah kepada Pasukan TNI AU," kata Faizal.
Sersan Mayor Hanz Anthony kemudian berbicara kepada Nakamura dalam bahasa Jepang. Hanz menginformasikan bahwa perang telah usai sejak 29 tahun lalu. Jepang, sebagai negara yang dibela Nakamura juga kalah dalam perang tersebut oleh sekutu.
Hanz juga menginformasikan bahwa Pulau Morotai saat ini adalah daerah merdeka dan bergabung dengan negara yang bernama Indonesia. Hanz pun menunjukkan foto Presiden Soeharto sebagai kepala negara Indonesai saat ini. Tak lupa, Hanz juga menunjukkan foto Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka sebagai kepala pemerintahan Jepang.
Faizal yang menyaksikan peristiwa itu menceritakan. Kondisi Nakamura saat ditemukan hanya memakai baju yang terbuat dari karung goni. Tubuhnya tinggi besar dan terawat. Kulitnya putih. Ia membantah cerita-cerita penduduk bahwa saat ditemukan, rambut Nakamura gondrong dan acak-acakan. Menurutnya, rambut Nakamura dipotong pendek. "Ah itu cerita-cerita yang ditambah-tambahi saja oleh penduduk," katanya.
Tim kemudian masuk ke dalam gubuk Nakamura. Gubuk itu hanya seluas 2x2 meter. Terbuat dari kayu dan beratap rumbia. Di dalam gubuk, terdapat tumpukan kayu yang sudah melengkung. Kayu itu melengkung karena dijadikan tempat tidur Nakamura. Selain itu, berdasarkan cerita Serma Hanz Anthony yang bisa berbicara dengan Nakamura dalam bahasa Jepang, Nakamura menggunakan itu untuk membakar dirinya sendiri, jika suatu saat ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
Di langit-langit gubuknya, ditemukan satu buah senjata yang disimpan Nakamura. Senjata itu ia rawat sejak masa perang, 30 tahun sebelumnya. Di lantai yang terbuat dari tanah itu, ditemukan 14 peluru aktif. Di dalam rumahnya juga terdapat satu botol besar yang berisi minyak babi. Digunakan Nakamura untuk merawat senjatanya dan untuk bumbu makanan.
Di kompleks gubuk itu, Nakamura menamam berbagai macam tanaman. Ia menanam jenis umbi-umbian seperti ubi dan singkong. Ia membangun pagar terbuat dari kayu untuk mengelilingi gubug dan pekarangannya itu.
Setelah ditangkap, Nakamura diberikan baju seragam oleh TNI AU. Tanpa diikat atau diborgol, Nakamura dibawa oleh tim ke pangkalan TNI AU melalui jalur laut menggunakan speed boat. Sampai di pelabuhan, warga ternyata sudah ramai. Pulau Morotai pun dihebohkan oleh penemuan Nakamura.
Pesawat TNI AU disangka pesawat sekutu
Menurut Faizal, Nakamura yang sudah 30 tahun itu tidak berinteraksi dengan peradaban, terlihat bingung saat melihat keramaian. Ia kemudian dibawa ke pangkalan TNI AU dan dirawat di sana untuk dicek kesehatannya. Menurut keterangan dokter, Faizal mengatakan bahwa keadaan Nakamura baik-baik saja.
Selain itu, Faizal menceritakan berdasarkan keterangan Serma Hanz Anthony, Nakamura bersembunyi di dalam hutan karena menyangka Pulau Morotai masih dikuasai oleh Pasukan Sekutu. Apalagi, di Pulau Morotai yang terdapat Pangkalan TNI AU, sering dikunjungi oleh pesawat Hercules. Nakamura menyangka itu adalah pesawat Pasukan Sekutu.
"Jadi dia kalau ada pesawat Hercules TNI AU, dia bersembunyi dan merunduk di hutan," kata Faizal menirukan keterangan Serma Hanz Anthony.
Beberapa hari berada di pangkalan TNI AU, Faizal  menyaksikan bahwa Nakamura mencoba beberapa kali belajar sepeda. Namun, ia selalu gagal.
Hingga akhirnya, Nakamura dijemput oleh Kepala Staf Angkatan Udara waktu itu, Marsekal Saleh Basarah dari Jakarta dengan pesawat Hercules. Rombongan dari Jakarta itu juga membawa puluhan wartawan.
Setelah Nakamura di bawa ke Jakarta, ia diserahkan ke Kedutaan Besar Jepang. Pada awalnya, Nakamura ingin dikembalikan ke Jepang. Namun, ia terhalang masalah administrasi. Karena, ternyata diketahui bahwa Nakamura hanya seorang pasukan sukarela atau wajib militer pasukan Jepang  dari Taiwan.
Nakamura akhirnya dibawa ke Taiwan. Setelah itu, Faizal mengaku tak pernah mendapat kabar lagi tentang bagaimana kehidupan Nakamura  selanjutnya.
Siapa Nakamura?
Tertinggalnya prajurit bertahan di  Pulau Morotai ini ada hubungannya dengan kedudukan pulau itu. Pasukan sekutu  berhasil merebut pulau strategis ini dari tangan Jepang tanggal pada tahun 1944.
Menurut veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI)  sekaligus saksi sejarah kedatangan sekutu ke Pulau Morotai Muhammad Yaman, pada awalnya Jepang menguasai pulau itu dengan kekuatan sebanyak satu batalyon atau sekitar 1000 orang personel.
Namun, Pasukan Sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat dan Australia mengirimkan sembilan divisi atau sekitar 90 ribu pasukan untuk merebut pulau itu dari Jepang pada 1944. Pasukan Jepang kocar-kacir, termasuk Nakamura yang kemudian bersembunyi di pulau itu selama 30 tahun.
Dikutip dari laman wikipedia, Nakamura berasal dari penduduk asli Taiwan, kemungkinan suku Amis, dari Taiwan yang saat itu menjadi koloni Jepang. Lahir pada tahun 1919, ia terkena wajib militer dan dimasukkan ke dalam sebuah Unit Sukarela Takasago dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang pada bulan November 1943.
Ia ditempatkan di Pulau Morotai di Indonesia tak lama sebelum pulau tersebut ditaklukkan oleh Sekutu pada bulan September 1944 dalam Pertempuran Morotai. Ia dinyatakan tewas pada bulan Maret 1945.
Setelah pulau itu direbut, kelihatannya Nakamura tinggal bersama sejumlah prajurit Jepang lain yang tidak mau menyerah di pulau tersebut hingga dekade 1950-an, walau juga beberapa kali hidup sendirian selama jangka waktu cukup lama.
Pada tahun 1956, ia kelihatannya berkeputusan untuk tak mengikatkan diri lagi dengan para prajurit lain yang tak mau menyerah di pulau tersebut, dan mulai membangun sebuah kamp kecil miliknya sendiri, yang terdiri dari sebuah pondok kecil di dalam ladang berpagar seluas 20 kali 30 meter.
Ketika ditanyakan alasannya meninggalkan para prajurit yang lain, Nakamura mengklaim mereka mencoba membunuh dirinya. Tapi, klaim ini disangkal oleh tiga prajurit lain dari kelompoknya, yang telah ditemukan pada dekade 1950-an.
Nakamura adalah prajurit Jepang Perang Dunia Kedua terakhir yang keluar dari persembunyiannya di berbagai negara. Pada umumnya, prajurit Jepang yang bersembunyi itu tak mau menyerah oleh pihak sekutu.
Sebelum Nakamura, ada prajurit Jepang veteran Perang Dunia Kedua yang bertahan. Yakni, Letnan Hiroo Onoda yang bertahan sejak Desember 1944 hingga Maret 1974 di Pulau Lubang, Filipina.

Kisah Komandan Jepang Selamatkan Ratusan Musuhnya dalam Perang Dunia II

Kisah Komandan Jepang Selamatkan Ratusan Musuhnya dalam Perang Dunia II
 
TOKYO - Karakter orang Jepang memang menomorsatukan (jiwa) manusia. Tak peduli dia musuh atau bukan. Hal ini baru terungkap setelah buku karya Sam Falle, mantan komandan kapal laut Inggris tahun 1942, diterbitkan di Amerika Serikat tahun 1983 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang berkat jasa pelaut Jepang tahun 1942 Shunzo Tagami, anak buah Komandan Shunsaku Kudo, yang mengoperasikan kapal penghancur (destroyer) Ikazuchi. Sebelum 1983 informasi kepahlawanan Kudo tidak ada yang mengetahui secara umum. Tapi setelah buku “My Lucky Life” karya Falle muncul dan kemudian dibuat dalam bahasa Jepang, terungkaplah bahwa tentara angkatan laut Jepang khususnya dibawah komandan Kudo yang tingginya 185 cm, dan berat 95 kg itu, pernah menyelamatkan 422 tentara Inggris dan Amerika Serikat yang tenggelam kapalnya di laut Jawa antara Kalimantan dan Pulau Jawa, dekat Surabaya pada saat perang dunia kedua.
Kudo yang mengomandani Ikazuchi mulai November 1940 membawa kapal penghancur itu ke Pulau Jawa. Perang dunia kedua tahun 1942 Jepang berperang melawan sekutu antara lain Inggris, Amerika Serikat dan Belanda.
Tanggal 2 Maret 1942 Kudo melihat 422 pelaut mengapung di laut setelah tiga kapal penghancur, HMS Encounter (Inggris), HMS Exeter (Inggris) dan USS Pope (Amerika Serikat) hancur dihajar Jepang.
Walaupun Kudo tahu mereka adalah musuhnya, tetapi Kudo membantu dan menolong, serta mengangkut semua pelaut musuh itu ke kapalnya.
Bahkan Kudo sempat mengomentari resmi kepada musuhnya, "Kalian adalah tamu kami tentara laut kekaisaran Jepang, Kalian sangat berani. Pemerintah Inggris sangat bodoh membuat perang dengan Jepang."

- Copyright © 2013 Baginda-Kun - Kurumi Tokisaki - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -